Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

Gaza: Perang Berkepanjangan dan Krisis Kemanusiaan yang Memburuk

Gaza, 16 Juni 2025 – Lebih dari delapan bulan sejak konflik berskala penuh meletus antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, situasi di Jalur Gaza terus memburuk, dengan dampak luas terhadap warga sipil dan stabilitas regional. Serangan udara dan operasi militer darat yang intensif terus dilancarkan, terutama di wilayah Rafah dan Gaza tengah, di tengah tekanan global untuk segera mengakhiri kekerasan. Pertempuran Masih Berlangsung Pasukan Israel kini memusatkan operasi militer di Rafah, kota paling selatan Gaza yang sebelumnya dianggap sebagai zona aman bagi pengungsi. Pemerintah Israel menyatakan bahwa operasi di Rafah ditujukan untuk menghancurkan sisa kekuatan Hamas dan membebaskan sandera Israel yang masih ditahan. Namun, organisasi-organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa serangan di area padat penduduk ini telah menyebabkan korban jiwa dan memperburuk penderitaan warga sipil. Di wilayah Gaza tengah, seperti Deir al-Balah dan kamp pengungsi Nuseirat, serangan udara dan pertempuran...

Scroll Terus, Cemas Terus: Mental Remaja Retak di Era Digital dan Krisis Iklim

Kesehatan mental sering dianggap urusan pribadi — sesuatu yang bisa diselesaikan dengan “lebih banyak bersyukur” atau “kurangi main HP.” Tapi realitanya jauh lebih rumit. Terutama bagi remaja Indonesia yang tumbuh di era serba digital, penuh kompetisi sosial, dan kini diperparah dengan ancaman krisis iklim yang makin nyata. Masalahnya, tekanan ini sering kali tak terlihat — dan lebih sering lagi, tak dianggap penting. --- Angka yang Mengerikan Tapi Masih Sering Diabaikan Menurut hasil survei bersama BKKBN dan WHO Indonesia (2025) terhadap 6.000 remaja di 15 provinsi, 1 dari 3 remaja mengalami gangguan psikologis ringan hingga sedang, termasuk kecemasan kronis, kelelahan mental, dan gejala depresi. Lebih dari 60% responden mengaku tidak tahu harus ke mana jika mengalami gangguan kesehatan mental. Dan hanya 9% yang pernah mendapat konseling profesional — sebagian besar karena layanan psikolog di sekolah/kampus nyaris tidak tersedia. --- Digital Life: Terkoneksi Tapi Terisolasi Media sosi...

ASN Sudah Pindah ke IKN, Tapi Apakah Kota Ini Sudah Siap Jadi Tempat Tinggal?

Setelah bertahun-tahun menjadi proyek strategis nasional, Ibu Kota Nusantara (IKN) akhirnya menyambut gelombang pertama aparatur sipil negara (ASN) mulai pertengahan 2025. Pemerintah menyebut ini sebagai “awal dari kehidupan kota baru,” tapi realitas di lapangan menunjukkan bahwa IKN masih lebih mirip kawasan konstruksi dibanding kota layak huni. Pertanyaannya bukan lagi sekadar siap pindah atau belum — tapi apakah kota ini benar-benar siap ditinggali? --- ASN Sudah Datang, Tapi Dimana Mereka Akan Tinggal? Menurut data Kementerian PUPR, dari target 47 tower hunian ASN tahap awal, baru sekitar 6 tower yang telah benar-benar siap huni hingga Juni 2025. Sisa unit masih dalam tahap konstruksi dan finishing. Beberapa ASN bahkan dilaporkan harus tinggal sementara di Balikpapan atau di rumah sewa non-dinas karena keterbatasan unit. Kondisi ini memunculkan paradoks: kota yang dibangun dari nol, tapi tidak sepenuhnya siap untuk menyambut penduduk pertamanya. --- Listrik Ada, Tapi Air Bersih Mas...

IKN Menuju HUT RI ke-80: Ambisi Besar, Realita yang Masih Bertanya-tanya

Ketika pemerintah mengumumkan bahwa upacara Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia akan digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2025, banyak yang memandangnya sebagai simbol penting: tonggak awal lahirnya era baru. Tapi di balik semangat itu, muncul pertanyaan besar — apakah IKN benar-benar siap? Panggung Merah Putih di Tengah Proyek yang Belum Rampung Per 31 Mei 2025, progres pembangunan IKN baru mencapai 84,3% untuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), menurut data dari Kementerian PUPR. Proyek seperti Istana Presiden, Kantor Kementerian Koordinator, Lapangan Upacara, dan Hunian ASN disebut "on-track", tetapi beberapa masih dalam tahap penyelesaian akhir. Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono (sebelum mundur pada Mei 2024), menyatakan bahwa pembangunan tahap awal dirancang agar “fungsional minimum” pada Agustus 2025, bukan selesai total. Namun, pengamat kebijakan publik seperti Emil Salim menilai bahwa mengejar seremoni dengan kondisi belum matang justru b...

Raja Ampat Dikorbankan: Surga Laut Dunia yang Terancam Tambang Nikel

Raja Ampat — gugusan pulau di Papua Barat, Indonesia — kini menghadapi ancaman serius. Tambang nikel mulai mengincar tanah dan lautnya, membawa risiko kehancuran ekologis dan penderitaan bagi masyarakat adat yang telah menjaga wilayah ini selama ratusan tahun. 🌊 Kerusakan Ekologis yang Tidak Terbalaskan • Penebangan hutan dan pengerukan tanah menyebabkan sedimentasi yang merusak terumbu karang. • Limbah tambang mencemari laut yang selama ini menjadi sumber pangan dan kehidupan. • Ratusan spesies laut endemik berada di ambang bahaya. 🧍🏽‍♂️ Masyarakat Adat yang Terpinggirkan • Wilayah adat diambil alih tanpa persetujuan yang adil dan transparan. • Tradisi, budaya, dan hubungan spiritual dengan alam mulai terganggu. • Mereka kehilangan lebih dari sekadar tanah: mereka kehilangan jati diri. ⚠️ Ironi Energi Hijau Nikel adalah bahan utama baterai mobil listrik dan perangkat digital. Tapi, jika cara mendapatkannya menghancurkan tempat seindah Raja Ampat, masih pantaskah disebut “energi hij...